“LEGIONER MUDA BERSUKACITA MEWARTAKAN INJIL DALAM KARYA NYATA“
Legio Mariae adalah sebuah organisasi kerasulan awam yang bertujuan untuk kemuliaan Allah melalui pengudusan anggotanya yang dikembangkan dengan doa dan kerja sama aktif di bawah bimbingan Gereja serta menyediakan diri secara sukarela untuk membantu Uskup dan Pastor Paroki setempat dalam bentuk pelayanan sosial dan aksi Katolik yang dirasa pantas dan berguna bagi kesejahteraan umat dan Gereja. Kaum muda sebagai generasi penerus perlu diperhatikan dan diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam kegiatan Gereja.
Salah satu cara yang dilakukan oleh Senatus Sinar Bunda Karmel Malang untuk memotivasi kaum muda dalam meningkatkan tugas panggilannya sebagai legioner, yaitu dengan menyelenggarakan Konferensi Nasional Legio Mariae Kaum Muda yang di selenggarakan di Wisma Duta Wacana dan Sanjaya Edu Park, Kaliurang, Yogyakarta . Acara ini berlangsung selama 3 hari (26,27,28 Oktober 2018). Konferensi ini merupakan jembatan untuk mempertemukan seluruh legioner kaum muda yang ada di Indonesia.
Pada Konfernas Legio Maria Kaum Muda ke-4 ini, dihadiri 271 peserta 45 pendamping, dengan perincian sebagai berikut :
- Kupang, 33 peserta, 3 pendamping, 4 pendamping rohani
- Maumere, 7 peserta, 2 pendamping
- Bajawa, 2 peserta, 1 pendamping
- Lewoleba, 2 peserta, 1 pendamping, 1 pendamping rohani
- Cilacap, 2 peserta, 1 pendamping
- Yogyakarta, 14 peserta
- Kudus, 9 peserta, 1 pendamping rohani
- Purworejo, 10 peserta, 1 pendamping
- Manado, 42 peserta, 13 pendamping, 1 pendamping rohani
- Makasar, 27 peserta, 4 pendamping
- Toraja, 12 peserta, 1 pendamping
- Tomohon, 19 peserta, 4 pendamping, 2 pendamping rohani
- Surabaya, 16 peserta, 2 pendamping
- Jember, 1 peserta, 1 pendamping
- Madura, 8 peserta, 2 pendamping
- Bali, 5 peserta, 1 pendamping
- Papua, 12 peserta, 3 pendamping, 1 pendamping rohani
- Malang, 44 peserta, 2 pendamping, 3 pendamping rohani
- Jakarta, 2 peserta
Misa Pembukaan
Persiapan misa pembukaan Konfernas sudah Nampak sejak siang hari, para panita telah mempersiapkan tempat dengan baik. Para peserta sudah mulai masuk kedalam aula tempat misa akan di selenggarakan, setiap perwakilan memakai baju adat dari masing-masing daerah. Sebelumnya anak-anak dari Gereja StPaulus Pringgolayan, Yogyakarta memperlihatkan kebolehannya memainkan alat musik biola.
Para legioner muda yang menggunakan baju daerah mempersiapkan diri untuk mengikuti perarakan dengan membawa gunungan yang bertuliskan presidium dan kuria.
Misa pembukaan di selenggarakan secara konselebran dipimpin oleh :
- RD Emanuel Wahyu Widodo
- RD Wenceslaus Herin
- Romo Yohanes Rasul Edi Purwanto, Pr
- RD Franciscus Gabriel Aryodiwarno
- Rm. Bernardinus Saryanto, Pr
Suka Cita Panggilan
Setelah misa dan makan malam, acara masuk dalam sesi yang pertama, diawali dengan review yang dibawakan oleh RD Emanuel Wahyu Widodo. Selanjutnya acara di isi dengan perkenalan dari Seminari Menengah Petrus Kanisius Mertoyudan, teman-teman seminari memperlihatkan slide foto kegiatan mereka di seminari. Mereka menceritakan awal mula seminari adalah Akmil, yang kemudian menjadi seminari pada tahun 1927. Proses belajar di seminari selama 4 tahun dengan jenjang pendidikan Medan Pratama, Medan Tamtama, Medan Madya, dan Meda Utama.
Teman-teman Seminari Mertoyudan |
Para seminaris bercerita kegiatan sehari-hari di Mertoyudan, mulai dari bangun pagi dilanjutkan dengan misa, sekolah, opera dan lain-lain di kerjakan sendiri. Diseminari para siswanya berasal dari berbagai daerah, dan mereka tidak diperkenankan menggunakan hp, ternyata hal tersebut membuat hubungan pertemanan menjadi lebih akrab.
Satu persatu teman-teman seminari bercerita awal mula mereka terpanggil untuk menjadi room, ada yang berawal dari mimpi yang melihat seorang room, ada juga yang melihat sosok seorang omo yang begitu gagah, serta rasa penasaran saat melihat romo minum saat misa, apa sih yang diminum?
OMK Zaman Now yang Aktif dan Berdoa
romo Laurentius Dwi Agus Merdi Nugroho, Pr |
Pada sesi pertama, dibawakan oleh romo Laurentius Dwi Agus Merdi Nugroho, Pr. Diawali dengan kisah romo Merdi yang masuk di seminari Mertoyudan pada tahun 2000. Romo Merdi menyampaikan bahwa injil hari ini berkisah tentang tanda-tanda jaman, yang mengarah pada kemunduran dunia. Perubahan ini membuat kita sadar, bahwa dunia membutuhkan orang-orang yang tepat untuk menjadi lebih baik. Orang yang tepat adalah mereka yang punya hati yang penuh sukacita. Setiap orang diutus menjadi pelayan Tuhan yang aktif. Paus Fransiskus mengajak kita untuk keluar dari zona nyaman, untuk menciptakan jejak, jejak sebagai orang muda yang mengikuti Yesus.
Hari Kedua, Sabtu, 27 Oktober 2018
Mengawali hari kedua, dibuka dengan Misa pagi yang dipimpin oleh Rm. Bernardinus Saryanto, Pr .
Panggilan Sebagai Legioner.
Di hari yang kedua, RD Emanuel Wahyu Widodo memberikan materi dengan tema “Panggilan sebagai Legioner melalui Spiritualitas Bunda Maria”. Romo Emil yang juga selaku Pemimpin Rohani Senatus Malang, membagi sesi ini menjadi dua bagian, bagian pertama “panggilan sebagai Legioner” dan bagian kedua “Spiritualitas Bunda Maria”.
RD Emanuel Wahyu Widodo |
Romo Emil menyampaikan, jika kita berbicara tentang panggilan, janganlah membayangkannya sebagai panggilan untuk menjadi imam atau biarawan dan biarawati saja. Panggilan disini lebih berarti undangan Allah bagi kita semua untuk mengalami kasih-Nya.
Orang Muda Katolik Sebagai Tentara Maria
Sesi berikutnya dibawakan oleh romo Hieronimus Rony Surya Nugroho, Pr. Diawal sesi ini, romo Rony menggambarkan persatuan seperti sebuah salad buah, yang berisi beraneka macam buah, yang disatukan oleh mayones hingga terasa enak. Persatuan bukanlah keseragaman, melainkan perbedaan yang saling melengkapi.
romo Hieronimus Rony Surya Nugroho, Pr |
Legio Maria identik dengan orang tua, namun di sini hadir legioner-legioner muda sebagai penerus yang perlu di apresiasi. Kemajuan dan perubahan berjalan dengan cepat, kita harus fleksibel seperti air dengan satu prinsip memegang teguh ajaran Tuhan. Media sosial adalah hal baru yang bisa menjadi hal yang baik sekaligus hal yang buruk, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Media sosial dapat menjadi sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan, yaitu kerumah Tuhan.
Diskusi Kelompok
Setelah mendapatkan materi, para peserta diajak untuk membuat kelompok dan berdiskusi. Selain sharing berbagi pengalaman selama menjadi legio maria di masing-masing daerah, mereka juga saling mengenal satu dengan yang lain. Dari hasil sharing kemudian di sampaikan oleh masing-masing kelompok, dan berikut cuplikan dari sharing tersebut :
- Banyak kegiatan dan rutinitas yang harus kita tinggalkan dan kegiatan Legio Maria sebagai prioritas utama kami.
- Sebagai legioner harus tetap semangat meskipun banyak godaan.
- Ingin dekat dan mengaetahui kerasulan Legio Maria
- Yang menarik dari Legio adalah tekun dalam doa, Kerasulan Legio dan karya nyata.
Acara yang dinantikan oleh peserta, yaitu outbond yang berlokasi di Sanjaya Edupark, tempatnya berseberangan dengan Wisma Duta Wacana. Sebelum outbond dimulai, peserta konfernas diberikan kelas kilat Melcosh Coffer Roatery, yaitu pengetahuan tentang dunia kopi, macam-macam kopi, dari awal hingga sampai proses pembuatan kopi.
Setelah medapatkan pengetahuan tentang kopi, para peserta memulai acara outbond, di awali dengan area bercocok tanam benih cabe, dilanjutkan ke pembibitan jahe merah, ke kandang kelinci, ke kandang kambing dan diakhiri dengan susur sungai.
Pada saat susur sungai, terlihat kerja sama satu dengan yang lain, walau berbasah-basah dan melewati medan yang licin dan arus yang lumayan deras, tampak wajah kegembiraan dan keceriaan dari peserta konfernas.
Api Unggun dan Pentas Seni
Malam harinya, para legioner muda telah mempersiapkan diri untuk mengikuti malam pentas seni yang dilaksanakan di area Sanjaya Edu Park. Api unggun yang menyala membuat suasana menjadi hangat, menjadikan para legioner bersemangat dalam mementaskan tarian dan lagu.
Hari Ketiga, Minggu, 28 Oktober 2018
Pada hari yang ketiga diawali dengan sharing dari Komisium Jakarta, yang menyampaikan bahwa menjadi anggota Legio Maria merupakan kebanggaan tersendiri. Jangan pernah takut untuk menampilkan diri sebagai legioner.
Ibu Hotmaida Sidauruk dan Ibu Wiwik dari Senatus Malang |
Ibu Hotmaida Sidauruk, dari Senatus Malang menyampaikan bahwa secara keseluruhan acara berjalan dengan baik. Ibu Hotma mengajak, jika kita ingin masuk surga tidak sendirian, maka perlu mengajak banyak teman untuk masuk Legio Maria. Melalui konfernas Legio Maria Kaum Muda dengan tema “Legioner Muda Bersuka Cita Mewartakan Injil Dalam Karya Nyata”, diharapkan legioner muda semakin berkembang dan semakin diminati kaum muda, Karena kabar suka cita yang diwartakan dalam wujud karya nyata melalui kunjungan.
Konfernas kaum muda yang akan datang diadakan di Bali, dan 3 tahun mendatang Legio Maria berusia genap 100 tahun.
Peneguhan oleh romo Rm. Bernardinus Saryanto, Pr
Romo Saryanto menyampaikan, agar legio kaum muda semakin bersemangat, dan mengucap syukur dan terima aksih kepada Tuhan dan Bunda Maria yang telah mendampingi kita semua sehingga Konfernas Legioa Maria dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh panitia yang telah mempersiapkan acara konfernas Legio Maria dengan baik, dan Juga kepada OMK dan seluruh perserta konfernas yang telah mengikuti acara yang berlangsung selama 3 hari.
Sejarah Sumur Kitiran Mas
Para peserta konfernas juga mendapatkan informasi sejarah sumur Maria, sumur Kitiran Mas yang berada di dalam gereja Katolik Santa Maria Assumpta Pakem. Pada bulan Oktober 1985, sebuah keputusan iman diambil umat paroki Pakem untuk membuat sumur di dalam gereja, persis di bawah patung Maria, Ibu Risang Sungkawa, bunda mereka yang menderita.
Sumur Kitiran Mas kini dapat ditimba tanpa kekawatiran akan kehabisan airnya. Pada tanggal 14 Oktober 2001, sumur diberkati kembali, dan pemberkatan tersebut umat berharap agar Sumur Kitiran Mas dapat sungguh-sungguh menjadi sumber hidup bagi siapapun. Bukan hanya bagi umat Katolik Pakem, tetapi juga bagi umat mana pun yang haus dan ingin menimba Air Kehidupan.
Fragmen
Acara dilanjutkan dengan fragmen yang dibawakan oleh para frater dari Seminari Tinggi St. Pauluas Kentungan Yogyakarta. Dalam fragmen diperlihatkan pertentangan dua orang muda yang memiliki pandangan yang berbeda. Yang satu menggunakan media sosial sebagai sarana menyebarkan informasi, yang lain tidak mengenal media sosial dan menganggp itu menjadi gangguan bagi yang lain.
Misa Penutupan
Acara demi acara telah dilalui, suka duka dan kegembiraan telah dirasakan bersama para peserta Konfernas Legio Maria Kaum Muda. Sebagai penutup di selenggarkan misa yang dipimpin oleh
- Rm. Bernardinus Saryanto, Pr
- RD Djanuarius W Mau Kura
- RD Franciscus Gabriel Aryodiwarno
- RD Wenceslaus Herin
- RD Yohanes Kartiba
- RP Yohanes Lewar SVD
- Romo Marcel Martinus Intong, Pr
- PSTR Agustinus Yabarmase
- Selebran utama Rm. Adrianus Maradiyo, Pr
Sampai jumpa 3 tahun mendatang di Bali.
Ave Maria….Maria Ave.
#denblangkon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar